Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Suriname Kehilangan Didi Kempot

Didi Kempot saat berada di Suriname.

JAKARTA (global-news.co.id) –Penyanyi Didi Kempot tak hanya populer di Indonesia. Masyarakat di  Suriname banyak yang menggemarinya, tak heran kalau media setempat menyebut kabar meninggalnya penyanyi bernama asli Dionisius Prasetyo itu sebagai sebuah kehilangan besar.

Media Suriname menyebut, meninggalnya penyanyi berjuluk  “Godfather of Broken Heart“ itu tidak hanya membawa duka bagi masyarakat Indonesia, tapi juga orang-orang Suriname. DWT Online misalnya, membuat headline dengan tajuk ‘Didi Kempot sudah tiada’. Disebutkan Didi meninggal karena penyakit jantung.

Mantan penyiar senior kenamaan di Suriname, Jurmic Partogongso, menyebut berita meninggalnya Didi Kempot membuat masyarakat di Suriname terkejut. “Dia telah berkontribusi dalam melestarikan bahasa Jawa melalui lagu-lagunya. Saya pikir tidak ada orang Suriname yang tidak mengenalnya,” katanya.

Didi Kempot memang kerap menggelar pertunjukan di Suriname. Setidaknya sudah 9 kali dia manggung di negara bekas jajahan Belanda yang terletak di Amerika Selatan tersebut.

Jauh sebelum populer di Indonesia seperti sekarang ini,  Didi yang berasal dari keluarga seniman ini memang lebih dulu terkenal di Suriname dan Belanda. Lagu-lagunya sering diputar di radio dan TV Suriname, seperti Layang Kangen, Ali ali, Angen Paramaribo, hingga Sewu Kutho, dan Stasiun Balapan.

Didi juga menciptakan lagu-lagu yang terinspirasi dari Suriname, yaitu Kangen Nickerie (suatu distrik di Suriname), Joget Sikep (joget berangkulan yang terinspirasi budaya Belanda), dan lagu Kowe Isih Neng Kene untuk mengenang almarhum Tomy Radji, pengusaha Jawa Suriname yang mempopulerkan Didi di Suriname melalui stasiun radio dan televisi miliknya.

Kedekatan Didi dengan Suriname terjadi sejak awal karirnya. Saat itu dirinya rekaman lagu Cidro pada 1989. Lagu itu tidak populer di Indonesia tapi justru terkenal di Belanda dan Suriname. “Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya Cidro, di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali,” kata Didi dalam sebuah wawancara.

Didi Kempot terakhir menggelar konser besar di Suriname pada 2019 lalu. Kala menggelar konser di sana, tampak betul fansnya bukan hanya warga keturunan Jawa. Seperti diketahui, Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15% dari total populasi di negeri ini, setelah etnik India, Kreol (Afrika) dan Marun (Afrika).

Didi Kempot meninggal dunia di usia 53 tahun, pada Selasa (5/5/2020) sekitar pukul 07.30 setelah dinyatakan henti jantung. Jenazah penyanyi campursari tersebut dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur di samping makam Lintang Ayu Tyas Prastri Lintang, anak sulungnya yang meninggal  di usia 9 bulan.ari

baca juga :

Liga 1: Arema FC Pastikan Tak Pakai Jasa Kiper Asing

Baznas Pamekasan Serahkan Santunan Pada Keluarga Mukrab

gas

Rumah Sakit PHC Kembangkan Diri Jadi Pusat Layanan Kanker

Redaksi Global News