Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Harga Minyak Terjun Bebas, DPR Tagih Penurunan BBM

Harga minyak dunia saat ini anjlok, Komisi VII DPR menagih PT Pertamina (Persero) soal rencana penurunan harga BBM.

JAKARTA (global-news.co.id)- Harga minyak mentah dunia kembali merosot tajam. Untuk minyak jenis WTI bahkan kemarin berada di level terendah selama 18 tahun terakhir, yakni di bawah 20 dolar AS per barel.
Sementara untuk kontrak minyak berjangka Brent berada di level  27-28 dolar AS per barel. Penurunan harga minyak dunia ini paling banyak dipengaruhi faktor permintaan akibat pandemi corona. Penggunaan bahan bakar minyak menurun drastis di negara manapun.
Dengan turunnya harga minyak dunia ini, anggota Komisi VII DPR RI Primus Yustisio menanyakan kepada PT Pertamina (Persero) soal rencana penurunan harga BBM.
Menurutnya, harga BBM seharusnya bisa lebih murah di tengah anjloknya harga minyak dunia.
“Kalau ibu (Nicke) update harga minyak sekarang, per hari ini itu 27 dolar AS per barel. Harga yang ibu berikan dengan harga BBM saat ini masih di kisaran 50 dolar AS per barel,” kata Primus, dalam rapat dengar pendapat Komisi VII dengan Pertamina, Kamis (16/4/2020).
Menurutnya, dengan harga minyak saat ini semestinya rakyat sudah bisa mencicipi harga bensin pertaseries di kisaran Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per liter. “Ibu masih jual berapa?,” tanya Primus.
Menjawab hal tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan penetapan harga BBM sebenarnya merupakan wewenang pemerintah.  “Jadi kami tiap bulan mengikuti formula harga yang ditetapkan
(Kementerian) ESDM. Jadi sebtulnya penetapan harga dilakukan pemerintah. Nah, hari ini memang belum ada perubahan,” ujarnya.
Namun, lanjut Nicke, secara korporasi yg bisa dilakukan adalah memberikan diskon harga BBM. “Karena penetapan harga bukan kewenangan Pertamina. Jadi kami lakukan langkah yang secara korporasi boleh dilakukan. Satu kami memberikan diskon,” jelasnya.
Cara lainnya, lanjut Nicke, adalah Pertamina mengoptimalkan jasa ojek online untuk mengirim elpiji dan BBM yang permintaannya sedang naik. Bahkan 10 kali lipat dari biasanya.
Ia juga mengatakan sejak imbauan work from home atau bekerja dari rumah digaungkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada Maret lalu, penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sangat signifikan.
Di sebagian daerah, penurunan konsumi BBM untuk produk premium dan pertaseries mencapai 16,78% per hari dibanding Januari dan Februari 2020. “Dengan berlakunya PSBB di DKI Jakarta, ini semakin tertekan,” kata Nicke.
Untuk Jakarta, lanjut Nicke, penurunan konsumsi BBM lebih anjlok lagi mencapai 59% dibanding kota-kota lain.
“Situasi yang belum pernah terjadi, ini sales terendah sepanjang sejarah Pertamina,” jelasnya. Hal ini tentu saja berdampak besar pada operasional kilang dan keuangan perusahaan. ejo, cnb

baca juga :

SIG Sukses Uji Coba Aplikasi Beton Cepat Kering di Jalan Raya Karangawen Semarang-Godong

Redaksi Global News

Liga 1: Gebuk Tuan Rumah, Madura United Akhiri Tren Negatif

Redaksi Global News

Hadiri Showcase KKI 2020, Arumi Apresiasi BI Regional Jatim Dampingi UMKM

Redaksi Global News