Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Baca Surat Terbuka Istri Tukang Ojol, Lilik Hendrawati Ajak Provider Beri Kemudahan

Lilik Hendrawati

SURABAYA (global-news.co.id) — Dampak wabah virus COVID-19, tidak hanya dirasakan oleh dunia kesehatan dan pelaku ekonomi, namun sudah menyasar di dunia pendidikan. Bagi sebagian masyarakat atau orangtua tentu senang karena dapat berkumpul dengan keluarga secara utuh selama hampir satu bulan sejak adanya pandemi virus corona atau COVID-19.
Namun tidak demikian dengan sebagian masyarakat yang hidupnya pas-pasan. Kebijakan sekolah online di rumah makin membebani para orangtua. Mereka kesulitan membeli pulsa untuk belajar anak-anaknya di rumah.
Salah satu yang kena imbas adalah istri tukang ojek online (ojol). Dengan hanya mengandalkan rejeki dari suami yang bekerja sebagai ojek online di tengah merebaknya wabah virus corona tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal sehari- hari. Apalagi  pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar masyarakat tinggal di rumah untuk menekan penyebaran virus COVID-19 semakin masif. Imbasnya order ojek juga sepi.
Atas kondisi ini salah satu istri driver ojek online bereaksi. Sebut saja Ida (32 ) mencoba menulis surat terbuka ke Menteri Pendidikan Nadiem Makarim agar ada solusi dalam  sistem pembelajaran di rumah dengan menggunakan smartphone alias hand phone.
Ida menyebut suaminya seorang ojol, tentunya HP sangat vital digunakan untuk berkomunikasi atau mencari pelanggan.  Kebetulan puteranya tiga di antaranya duduk di bangku STM, SMP dan SD. Tapi HP akan menjadi barang berharga saat waktu menunjukkan pukul 06.00. Di mana ketiga anaknya saling berebut untuk belajar online mengerjakan pekerjaan rumah. ” Harus bergantian HP dengan anak. Tentu dengan kondisi ini kerja suami ikut terganggu.  Berangkat ojol baru siang atau sore hari, sementara beban hidup yang harus kami tanggung saat ini makin berat,” ujar perempuan yang juga buruh nyuci yang kini sedang diliburkan seirimg kebijakan untuk tinggal di rumah.
Membaca surat tersebut, Anggota DPRD Jatim dari FPKS Lilik Hendrawati  menitikkan air mata. Apalagi dalam surat  tersebut si ibu mengaku sebelumnya untuk memenuhi makan sehari-hari sudah kesulitan, sekarang penderitaan ini ditambah dengan keharusan membeli pulsa untuk belajar online bagi anak-anaknya. Belum lagi untuk bayar kontrakan setiap bulan dan kebutuhan yang lain.
Mendapati kenyataan tersebut, Lilik yang juga Anggota Komisi C DPRD Jatim ini menyebut jika kebijakan tidak bisa dilakukan secara sektoral akibat dampak pendemi virus corona.  TetapI tetap harus memperhatikan kondisi masyarakat  sekitar. “Belum tahu seberapa lama wabah ini akan selesai. Masalah yang muncul justru bertambah banyak. Penyelesaian yang bukan paket komplit jadi tambah menyesakkan dada,” tegas perempuan berjilbab ini, Kamis (2/4/2020).
Di satu sisi, anak-anak di rumah tetap harus mendapatkan pendidikan berkualitas, dan harus ada fasilitas. Ini saatnya perusahaan yang biasanya diuntungkan dengan keberadaan dan kegiatan anak sekolah, ikut memikirkan anak sekolah, di antaranya dengan memberi kuota gratis atau  murah untuk ambil peran dalam proses mencerdaskan anak bangsa.
Atau paling tidak, tambahnya, Dinas
Pendidikan perlu  merangkul provider agar urun cancut taliwondo dengan memberikan kemudahan generasi penerus belajar sesuai kebutuhan. “Perlu dipikirkan pemberian kuota gratis selama 3 bulan dengan jumlah kuota tertentu untuk paket anak sekolah. Bukankah para provider ini juga telah diuntungkan oleh pemerintah. Sudah saatnya mereka memikirkan masa depan anak bangsa di masa sulit seperti ini,” ungkapnya. ani

baca juga :

13-14 Mei 2023, Surabaya Gelar “Night at The Museum”

Sebanyak 18.623 Pelajar Sudah Divaksin, Pemkot Gelar Vaksinasi di Puluhan Titik Lokasi SMP di Surabaya

Titis Global News

Hari Pertama PSBB Malang Raya, Pemprov Jatim Gelontor Bansos Rp 58,39 Miliar

Redaksi Global News