Global-News.co.id
Indeks Pendidikan Utama

Mahasiswa Unair Ciptakan Aplikasi Bantu Pengobatan Paliatif Pasien HIV/AIDS

Hendriyan Ogivano menjelaskan topiknya kepada President of MSU Chancellor Hall, Management & Science University Malaysia.

SURABAYA (global-news.co.id) –  Riwayat tindakan medis sangat penting terutama bagi perawat residen untuk memberikan perawatan selanjutnya kepada pasien. Hanya saja, tidak semua perawat dapat melacaknya, seperti  halnya perawat residen RSUD Dr  Soetomo yang kesulitan melacak tindakan medis untuk pasien HIV/AIDS.

Dari masalah tersebut, Hendriyan Ogivano mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST Unair) bersama dengan tim menciptakan aplikasi untuk membantu pengobatan paliatif pasien HIV/AIDS yang diberi nama “Med Buddies HIV/AIDS Medication Partner”. Aplikasi tersebut dapat membantu pasien untuk menjadwalkan minum obat secara teratur.

“Kami membuat suatu aplikasi untuk membantu pengobatan paliatif pasien HIV/AIDS karena seringkali teman-teman penderita HIV/AIDS tidak minum obat secara rutin,” jelas mahasiswa Sistem Informasi tersebut, Sabtu (11/1/2020).

Tim Hendriyan antara lain Najibullah Ulul Albab mahasiswa FST, Rizki Jian Utami mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKP), Rahmatul Habibah (FKP), dan Asih Parama Anindhia (FKP).

Menurut Hend, sapaan akrabnya, ada beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian tersebut. Di antaranya yakni brainstorming, mencari solusi dan implementasi ke dalam sistem aplikasi. Tahap brainstorming, lanjutnya, dilakukan untuk mencari akar permasalahan.

“Tahap awal yaitu melakukan brainstorming berulang kali untuk menemukan pokok masalah, lalu melakukan solusi dari permasalahan tersebut secara tepat. Setelah itu baru implementasi ke dalam sistem aplikasi,” jelas mahasiswa angkatan akhir tersebut.

Hend menyampaikan bahwa dalam prosesnya, waktu menjadi salah satu kesulitan. Hal tersebut karena sulitnya mencari waktu yang tepat untuk melakukan brainstorming yang dilakukan secara berkali-kali.

“Kesulitannya mungkin masalah mencari waktu yang tepat karena kan brainstorming dilakukan berkali-kali dan teman-teman juga waktu kosongnya tidak sama,” tuturnya.

Hend juga mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut telah melalui proses pengembangan dan telah diuji coba bersama tim. Tidak hanya itu, aplikasi tersebut juga dapat diunduh melalui play store.

Dengan adanya aplikasi tersebut, Hend berharap ke depan aplikasi tersebut dapat berkembang lebih luas lagi tidak hanya masalah HIV/AIDS tetapi juga untuk penyakit-penyakit yang lain.

Aplikasi tersebut menghantarkan Hend mendapatkan Silver Award kategori Best Project dalam ajang Management & Science University on Idea Regeneration Expo 2019 (MSU iREX 2019) pada 16-17 Desember 2019 di Chancellor Hall, Management & Science University, Malaysia.

Selain itu, aplikasi tersebut juga mendapatkan gold award  dalam ajang International Exhibition of Research, Idea & Innovation on Creative and Humanizing pada (16-18/12/19) bertempat Convention Hall, Level 5 E-Learning , Sultan Abdul Jalil Shah Campus (KSAJS), Sultan Idris Education University (UPSI), Malaysia. tri

baca juga :

BAMTC 2023: Apriyani/Fadia Kalah, Indonesia Gagal ke Semifinal

Redaksi Global News

Debat Publik Kedua, Paslon Eri-Machfud Beradu Gagasan

Redaksi Global News

Kemendagri Bantah Lomba Video Rp 168 M Boroskan Anggaran Negara