Global-News.co.id
Indeks Mancanegara Utama

Korban Jiwa Topan Phanfone di Filipina Terus Bertambah

Sedikitnya 28 orang dipastikan meninggal dunia akibat Topan Phanfone yang melanda Filipina hingga Jumat (27/12/2019).

MANILA (global-news.co.id) –  Terjangan Topan Phanfone di Filipina terus memakan korban. Sedikitnya 28 orang dipastikan meninggal dunia akibat Topan Phanfone yang melanda Filipina sejak Rabu (25/12/2019) hingga saat ini. Sebanyak 12 lainnya dilaporkan masih hilang pada Jumat (27/12/2019).

Dilansir Aljazirah, Provinsi Iloilo mengumumkan keadaan bencana. Kematian sebagian besar terjadi di provinsi tersebut dengan catatan 13 orang dilaporkan meninggal. Kematian lainnya berasal dari beberapa provinsi lain yang juga dilanda Phanfone.

Pihak berwenang pada Jumat mengonfirmasi 28 orang telah meninggal. Angka ini naik dari 16 orang pada laporan Kamis kemarin. Topan mengakibatkan jaringan telepon seluler terputus.

“Kemungkinannya ada bahwa jumlah korban masih akan meningkat. Kami berharap tidak akan terjadi,” kata juru bicara badan bencana nasional Mark Timbal dikutip Aljazirah, Jumat (27/12/2019).

Dia mengatakan setidaknya 12 orang masih terdaftar sebagai orang hilang. Sebagian besar kematian yang dilaporkan oleh polisi dan pejabat setempat adalah karena tenggelam, pohon tumbang, dan sengatan listrik yang tidak disengaja.

Provinsi Leyte merupakan yang pertama menanggung beban topan. Wilayah itu menyatakan keadaan bencana dengan melaporkan kerusakan perikanan, ternak, dan hasil panen senilai hampir satu juta dolar AS.

Lebih dari 58 ribu warga mengungsi di beberapa provinsi yang melanda ketika negara yang mayoritas beragama Katolik itu merayakan Natal. Unggahan foto yang diposting di media sosial menunjukkan beberapa wilayah di provinsi Capiz dan Iloilo tergenang di bawah air. Ribuan orang terpaksa mengungsi sebelum topan.

Topan Phanfone diperkirakan akan meninggalkan wilayah Filipina pada Sabtu pagi. PAGASA melaporkan badai melemah ketika berembus ke Laut Cina Selatan dengan kecepatan angin 120 kilometer (74 mil) per jam dan hembusan 150 kilometer per jam, setelah menghantam pulau demi pulau dengan angin kencang dan hujan deras pada hari Natal.

Phanfone juga mendarat di Boracay, Coron, dan tujuan liburan lainnya yang terkenal karena pantai berpasir putihnya dan populer di kalangan wisatawan asing. Bandara di Kalibo yang melayani Boracay juga mengalami kerusakan parah.

Meskipun melemah, Phanfone bergerak mirip dengan Topan Super Haiyan Super Haiyan adalah topan paling mematikan di negara itu dalam catatan yang menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang pada 2013.

Filipina adalah daratan signifikan pertama yang menghadapi sabuk topan Pasifik. Dengan demikian, kepulauan itu dihantam rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun. Topan menewaskan banyak orang, memusnahkan panen, rumah, dan infrastruktur lainnya, serta membuat jutaan orang miskin. zis, afp, jaz

baca juga :

SEA Games 2023: Timnas U-22 Akhiri Penantian Medali Emas 32 Tahun

Jatim Jadi Percontohan Pengendalian Covid-19 Nasional, Khofifah Sebut Kado Tercettar di Hari Jadi Provinsi

Redaksi Global News

Permudah Penyelesaian S1 Bagi Wartawan Dan Keluarga Wartawan di STIKOSA – AWS

gas