Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

NTP Rendah, Pemerintah Harus Lindungi Kebutuhan Petani

S

Habib Mahdi

URABAYA (global-news.co.id)- Rendahnya nilai tukar petani (NTP) berdampak pada malasnya generasi muda terjun ke dunia pertanian akibat kurangnya perhatian pemerintah di bidang pertanian. Untuk itu pemerintah diminta tanggap memenuhi kebutuhan para petani mulai saat  tanam, panen hingga penjualan produk atau pasca panen.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Habib Mahdi mengaku tak heran jika saat ini para pemuda menolak bekerja di bidang pertanian. Ini karena bidang tersebut tidak dapat menjanjikan mereka hidup layak. Semua ini akibat rendahnya perhatian pemerintah kepada kehidupan para petani.

“Kalau kita ingin menjadi negara maju di bidang pertanian dan mampu berswasembada seharusnya mind site para pejabat di pemerintah harus diubah. Pemerintah harus mampu memenuhi kebutuhan petani. Mulai saat proses penanaman hingga pasca panen,” tegas politisi asal PPP ini, Rabu (13/11/2019).

Ditambahkannya, saat ini untuk memenuhi pupuk, petani kesulitan. Belum lagi  saat panen raya terkadang harganya drop karena hasilnya berlimpah. Seharusnya pemerintah melindungi hasil panen ini agar harganya tetap stabil. Contohnya tomat, kubis dan banyak produk pertanian yang terpaksa dibiarkan busuk karena harga komoditi yang dijual harganya sangat murah dibandingkan dengan ongkos produksi.

Tidak sampai di situ. Terkait dengan penjualan. Terkadang mereka kesulitan akibat keterbatasan koneksi dan alat transportasi sehingga mereka cenderung dipermainkan oleh para tengkulak.

“Memang seharusnya semua dinas saling mendukung, termasuk Dinas Perdagangan, sehingga hasil panen petani dapat terdistribusi ke pasar dengan baik. Dan Insya Allah NTP akan naik dan membuat para pemuda tertarik terjun ke dunia pertanian,”paparnya.  ani

baca juga :

Evaluasi Tim PSM Makassar, Finishing Masih Jadi PR Besar

Redaksi Global News

Batik Pamekasan Akan Tampil di New York Indonesia Fashion Week 2022

gas

Harga Tinggi, Pemerintah Launching Cabai Varietas Baru

Redaksi Global News