Global-News.co.id
Na Rona

Wanita dan Harta

 

“Hallo…Nang endi iki. Kok kemresek suaramu,” kata Mat Tadji menghubungi sohibnya, Gussanto.

“Siap. Biasa Pak Lek di Warung. Ngrewangi bojo. Kemresek sudah biasa. HP tuwek,” kata Gussanto sambil mengatakan lagi mencuci piring di warung istrinya.

“Ada perintah,” Tanya Gussanto lagi.

“Ayo merapat ke Menanggal. Ngopi. Sambil rembukan pekerjaan baru,” kata Mat Tadji

“Siap. Setelah Isyak yooo,” jawab Gussanto.

“Okayyy. Saya tunggu,” kata Mat Tadji sambil menutup HP-nya.

Adzan Isyak berkumandang. Mat Tadji yang lagi ngetik berhenti. Setelah sholat, dia ingat kalau akan bertemu Gussanto. Lalu Mat Tadji mengambil HP-nya menghubungi Gussanto. “Piye. Jadikah pertemuan kita,” tanya Mat Tadji.

“Siappp. OTW,” kata Gussanto.

Mat Tadji pun bergegas menuju warung langganannya. Selang 10 menit, Gussanto tampak memarkir motornya di warung kopi. Lalu mereka berdua berbicara serius pekerjaan baru yang akan dikerjakan. Mat Tadji ingin kepastian bagaimana pekerjaan baru tersebut dalam kondisi clear, sehingga tak ada masalah dalam pelaksanaanya. Seperti biasa, bila menyangkut pekerjaan, Mat Tadji tidak mau ada yang tak beres. Semua harus sesuai perencanaan yang sudah disepakati.

Setelah pembicaraan inti selesai, Gussanto nyeletuk, “Iku lo, Jalalluddin. Bolomu wong Meduro. Sohib kita juga. Kemaren saya ketemu. Dia bercerita perjalananya dengan si Mona (nama samara),” kata Gussanto.

Lalu Mat Tadji bertanya memangnya kenapa dengan Jalalluddin? “Dia memang sangat mencintai si Mona yang  punya bodi aduhay itu. Saya mendengar langsung, beberapa hari ini hubungan keduanya memburuk, karena Mona tak mau lagi didatangi Jalalluddin. Ancor pessena tellor mon dhek iyyeh (hancur uangnya telur kalau begitu, Madura Red). Kasihan ya Jalalluddin, dia mulai dihempaskan si Mona dengan agak kasar caranya,” kata Mat Tadji.

“Ya begitu ceritanya. Dia cerita begitu juga ke aku. Dia down sekarang, tetapi dia belajar menerimanya. Katanya, hidup ya begini. Dan laki-laki ya begini. Mungkin saja si Mona sudah bosan atau apalah,” kata Gussanto

“Ya…, tapi kalau Mona punya cinta yang benar, gak gitu. Di saat dia bisa berdiri tegak, lalu seenaknya menghempaskan Jalallundin. Kasihan Jalalluddin. Keliatannya, Jalalluddin bisa menerimanya semuanya itu meski agak berat. Perlakuan si Mona ke Jalalluddin sudah agak lama begitu. Kurang direken,” timpal Mat Tadji.

Seketika itu, HP Mat Tadji berdering. “Hallo, aku di warung langganan kita sebelah timur kantor ku iku lo,” kata Mat Tadji menerima telpon Jalud, panggilan jalalluddin.

Tak lama kemudian, Jalud datang. Mereka berbicara macem-macem. Sesekali terkekeh-kekeh. “Piye hubunganmu dengan Si Mona. Ayo cerita lagi,” sergah Gussanto.

“Seperti judul lagu Evi Tamala, penyanyi dangdut yang cantik itu, KANDAS. Haaaaa,” Jalalluddin terbahak-bahak.

“Ya sudahlah. Wong aku mau ke rumahnya kemarin gak boleh. Memang belakangan ini, Mona anyep ke aku. Malah kalau aku mendekat, mukanya dingin. Terkesan menolak. Ya sudahlan. Cinta jangan dipaksakan. Cinta jangan dipaksakan karena ada sesuatu. Sesuatu itu apa? Yang tahu Mona itu,” kata Jalalluddin.

Begini, kata Mat Tadji, cinta merupakan awal dari suatu hubungan. Sangat penting, karena itulah fondasi dalam suatu hubungan, tetapi jika sudah sampai tahap nyaman, percayalah, perasaanmu dan Mona tidak akan mudah goyah lagi. Jika nyaman denganmu, Mona akan mengucapkan sayang padamu setiap hari. Setidaknya sebelum tidur dan mengatakan jangan pernah meninggalkan satu sama lainnya. Ini kan tidak. Mona dengan entengnya menolak kehadiranmu saat mau bertandang ke rumahnya. Itu pertanda Mona sudah tak nyaman lagi.

Mat Tadji juga mengatakan, cinta merupakan perasaan kasih sayang antara sesama manusia. Semua orang pasti mendambakan cinta yang tulus dan sempurna. Dalam menjalani suatu hubungan percintaan, terkadang orang terjebak dalam cinta yang palsu. Entah karena terpaksa atau karena hal lain yang membuat seseorang menjalani cinta palsu. Bagi pasangan yang mengamali cinta palsu, pastinya akan merasa tersakiti dan terkhianati.

Memang tidak dipungkiri hubungan cinta di dunia nyata berbeda dengan yang ada di dalam film atau sintron yang selalu berakhir bahagia. Bertengkar, marah, cemburu, dan lain sebagainya tak pernah lepas dari yang namanya hubungan percintaan. Namun cinta akan terasa sangat menyakitkan jika di balut dengan kepalsuan, dan hal ini bisa membuat pasangan kehilangan kepercayaan bahkan trauma mendalam.

Karena itu, kata Mat tadji lagi, untuk menghindari cinta yang di balut dengan kepalsuan, tentunya harus tahu apa sih ciri atau tanda cinta yang tidak tulus atau penuh dengan kepalsuan. Dengan mengetahui tanda tersebut, akan menghindarkan anda dari  rasa sakit hati akibat cinta yang palsu. “Saya yakin dulu cinta Mona tulus ke kamu Jalud, tetapi kalau sekarang berubah, itu yang harus dicari tahu mengapa begitu,” kata Mat Tadji.

Bagi laki-laki, penolakan Mona yang sudah beberapa kali dilakukan itu, sudah barang tentu menyinggung kehormatan Jalalluddin. “Pasti ada sesuatu dengan Mona, dan itu Mona yang tahu. Bagaimana hubungan yang sudah berjalan bertahun-tahun, hanya dengan ditelpon menolak di datangi di rumahnya. Sabber yeh cong (sabar ya cak, Madura Red),” kata Mat Tadji.

“Terus bagaimana sikapmu?,” katanya Gussanto pada Jalud.

“Saya mengikuti saja. Tak baik memaksa cinta. Hasilnya buruk,”  Jalalluddin dengan suara pelan.

“Kalau begitu, ayo kita terus berkarya dan berkarya, demi kesejahteraan keluarga dan teman-teman kita semua,” kata mereka bertiga.(*)

baca juga :

Mat Taji Tergelitik Sales, Sopir Tukang Mampir

Redaksi Global News

Menggunting dalam Lipatan

Redaksi Global News

Ber-Uang Abang Disayang, Miskin Abang Ditendang

Redaksi Global News