Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Utama

ISEF 2017 Ditutup, Transaksi Mencapai Lebih dari Rp 176,3 Miliar

Istimewa
Indonesia Sharia Economic Festival 2017 resmi ditutup, Sabtu (11/11/2017). ISEF yang diselenggarakan Bank Indonesia terus mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah.

SURABAYA (global-news.co.id)-Puncak Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) ke 4 tahun 2017 akhirnya secara resmi ditutup, Sabtu (11/11/2017) setelah digelar sejak 7 November 2017.

Bertujuan untuk mengakselerasi program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, Sugeng, Deputi Gubernur Bank Indonesi (BI), yang menutup ISEF ke 4 Tahun 2017 di Grand City Surabaya, menilai, ISEF kali ini yang  mengusung tema “Fostering Inclusive Economic Growth And Improving Resiliency Through Closer Collaboration And Coordination” berjalan sesuai rencana.

Kegiatan ISEF terdiri dari Sharia Forum dan Sharia Fair. Melalui Sharia Forum, ISEF berperan sebagai forum ilmiah yang mengintegrasikan pemikiran dan inisiatif nyata untuk mendukung berkembangnya ekonomi dan keuangan Indonesia yang adil, bertumbuh sepadan dan berkesinambungan sesuai dengan nilai-nilai syariah. Pada Sharia Forum terdiri atas berbagai kegiatan, yaitu International Seminar, Seminar Nasional, Public Lecture, Focus Group Discussion (FGD) dan Workshop, dengan narasumber dari kalangan akademisi maupun praktisi, nasional dan internasional yang telah sangat mumpuni di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Kegiatan sharia forum tersebut dihadiri oleh 4.761 peserta baik dari nasional maupun internasional.

Sementara itu, Sharia Fair bertujuan sebagai forum komunikasi, edukasi, dan promosi program atau kebijakan atau produk berbagai lembaga dan entitas bisnis melalui pameran industri kreatif, talkshow, hiburan, perlombaan dan pelatihan atau edukasi yang bertujuan untuk mendorong akselerasi implementasi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mencatat ada 4.371 yang hadir dalam forum. Itu melebihi target peserta sebanyak 3.000. Hal itu menunjukkan tingginya minat masyarakat mau mengenal ekonomi Syariah. Hingga ini bisa mendorong pemikiran ekonomi syariah yang inovatif dan kreatif.

“Syariah Fair di ruangan ini telah menjaring pengunjug lebih dari 30.000 orang dengan total penjualan sebanyak Rp 16,81 milyar. Jadi selama di ruangan ini begitulah total penjualan yang terjadi,” jelasnya.

Harapannya semoga Bank Indonesia, pemerintah pusat dan daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asosiasi perusahaan, lembaga internasional, dapat terus melanjutkan sinergi ini dan terus dapat berkiprah dalam mengawal terwujudnya program akselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dalam hal ini menggerakan arus baru perekonomian ini, bisa dimulai dari Jawa Timur.

Selain itu, dalam rangka fasilitasi Business Matching, kegiatan Sharia Fair ini pun telah berhasil mewujudkan kerjasama antara perbankan dan lembaga masyarakat seperti asosiasi rumah sakit NU dan pembiayaan UKM (Koperasi Aisyah) dan pelaku usaha mencapai lebih dari Rp 158 miliar, dan kerjasama antar pelaku usaha secara berkelanjutan per bulannya mencapai lebih dari Rp1,5 miliar.

Dengan demikian, apabila dijumlah secara keseluruhan maka nilai transaksi dan potensi transaksinya mencapai lebih dari Rp 176,3 miliar.

Penyelenggaran ISEF tidak terlepas dari dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, yaitu kementerian dan lembaga terkait, Lembaga Keuangan Syariah, Pesantren, Lembaga Pendidikan, Kedutaan, Indonesian Islamic Art Museum, dan Perusahaan maupun UMKM di bidang Edukasi, Halal Food, Halal Tourism, Fashion dan Renewable Energy, serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya selaku tuan rumah ISEF Tahun 2017.

Dalam closing ceremony ISEF 2017, diumumkan berbagai nominasi mulai booth favourite, booth dengan penjualan terbesar dan booth terbaik.

Selain itu, Rizky Desy Wulansari perwakilan dari Surabaya terpilih sebagai Duta Ekonomi Syariah tahun 2017. Sedangkan Annisa Elma Nabila dari Makassar terpilih sebagai Runner up I, dan Aisyah Irna Dianis terpilih sebagai Runner up II Duta Ekononi Syariah.

Ke depan, penyelenggaraan ISEF 2017 diharapkan mampu menjadi wadah untuk mendorong berbagai upaya akselerasi ekonomi dan keuangan syariah secara optimal.

 

Pameran Internasional

Anwar Bashori, Direktur Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah , mengatakan, ISEF 2017 akan menjadi pameran internasional di Indonesiag relatif terlambat dibanding dengan negara-negara lain.             “Jadi dengan adanya ISEF ini setiap tahunnya maka pelan-pelan akan menginisiasi Indonesia sebagai penduduk muslim terbanyak menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah di dunia,” ungkap Anwar.

Selama 5 hari penyelenggaraan ISEF, Anwar menyimpulkan tujuan utama ISEF ini adalah mengajak negara lain menginisiasi aspek-aspek ekonomi syariah. Juga memperkenalkan kepada masyarakat berbagai aspek yang terdapat pada ekonomi syariah.   

Indonesia mayoritas berpenduduk muslim, tetapi yang malah menjadi pusat ekonomi syariah sekarang adalah London. Kontribusi Indonesia pada ekonomi Syariah belum begitu baik. Indonesia masih berperan hanya 0,16 triliun dollar AS di pasar keuangan syariah dunia yang saat ini bernilai 1,1 triliun dollar AS.

Fakta-fakta lainnya adalah Indonesia bukan termasuk negara pemasok makanan halal terbesar.  Indonesia masih lebih banak terlibat sebagai pasar ketimbang produsen. Indonesia didahului oleh Thailand yang bukan negara berpenduduk muslim terbesar dengan 25% ekspor bahan makanan. Brazil dan India adalah negara pengekspor unggas  dan daging sapi terbesar di dunia.

Tetapi setelah 3 kali ISEf berlangsung beberapa kemajuan pelan-pelan mulai terlihat. Salah satu prestasi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah adalah menciptakan Shariah Online Trading System pertama di dunia. Indonesia juga menrupakan negara pertama dan satu-satunya yang menerbitkan sukuk ritel.

Pangsa pasar perbankan Syariah Indonesia 2016 mencapai 5,3% yang sebelumnya hanya berkutat di 4%. Meskipun dibandingkan dengan Arab Saudi dan Malaysia Indonesia masih jauh. Tetapi Indonesia berpeluang mencapai 20% pada tahun 2020. (*)

baca juga :

APBD 2018 Capai Rp 1,8 T, Realisasi Harus Berkualitas dan On Time 

Redaksi Global News

Terkait Covid-19, Adele Tunda Konser Residensi

Redaksi Global News

Komnas Pengendalian Tembakau Pertanyakan Perpres 82/2018

Redaksi Global News