Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Surabaya Pulangkan 83 PMKS dari Berbagai Daerah

Walikota Surabaya Tri Rismaharini memulangkan 83 PMKS ke daerah asalnya, Senin (11/9/2017).

SURABAYA (global-news.co.id)-Sebanyak 83 orang penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) di Surabaya akhirnya dipulangkan ke daerah asalnya. Ini setelah Walikota Surabaya Tri Rismaharini mendapatkan izin dan dinyatakan sembuh oleh tim dokter spesialis jiwa.

“Tim dokter menyatakan bahwa mereka sudah sembuh, mengetahui rumahnya, siapa keluarganya dan bisa mengenal diri mereka sendiri, bahkan ketika diberitahu akan pulang mereka sangat senang sekali,” urai Risma usai melepas PMKS di halaman Balai Kota Surabaya, Senin, (11/9/2017).

Pemulangan ini juga sebagai bagian untuk mengurangi kondisi Liponsos Keputih yang overload. Saat ini Liponsos dihuni 1.510 orang. Mereka hidup dalam satu atap. “Makanya sekarang kami pulangkan ke daerahnya masing-masing,” tambah Risma.

PMKS yang dipulangkan hari ini, lanjut Risma, bukan berasal dari Surabaya melainkan dari luar Surabaya. Mereka yang dipulangkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Madura, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara dan Bangka belitung. “Selama perjalanan mereka didampingi 1 dokter, 7 anggota TKSK dan 2 orang perwakilan dari Dinsos,” imbuhnya.

Walikota sarat akan prestasi tersebut mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, untuk menampung dan merawat PMKS setibanya di kota masing-masing. Baginya, koordinasi ini penting dilakukan agar nasib para PMKS setibanya di kota masing-masing, tidak terlantar melainkan sudah memiliki wadah yang jelas. “Seperti Pemda Jawa Barat langsung merespon surat dari kami dan menyatakan siap merawat mereka,” tegas Risma.

Untuk mengangkut kepulangan PMKS, pemkot menyediakan 7 mobil dengan rute Jawa Timur dan 2 bus rute Jawa Tengah dan Jawa Barat sedangkan yang berada di luar jawa menggunakan moda transportasi kapal laut dan pesawat.

Sementara itu, Kepala Satuan Medis Fungsional (SMF) Spesialis Kedokteran Kejiwaan RSUD. Soewandhi, dr. Agung Budi Setiawan menambahkan, penanganan yang dilakukan kepada pasien ODGJ hingga diizinkan pulang oleh tim dokter berdasarkan terapi holistik (secara medis diberi obat) dan psikoterapi berbentuk tindakan berbentuk farmakologi (konseling kerja, musik dan lain-lain).

“Langkah ini tidak hanya membuat pasien sehat secara biologis tetapi dia (pasien) juga memiliki kemampuan atau kapasitas mental yang cukup untuk mandiri. Jadi goalnya itu mandiri. Setelah mandiri diharapkan tidak merepotkan orang lain dan kemungkinan besar secara perlahan-lahan keberadaan mereka dinilai berguna dan membawa barokah dimata keluarga dan masyarakat,” urai Agung.

Langkah atau terobosan dengan merawat, mewadahi kemudian mengembalikan pasien ODGJ ke daerah asal secara bertahap, dinilai sangat luar biasa oleh dr. Agung. Dikatakan sangat luar biasa oleh Agung karena pemkot menjunjung tinggi asas gotong royong yang kemudian menguntungkan semua pihak.

“Ada banyak keuntungan yang didapat seperti membuat pasien bisa kembali ke habitatnya, pemkot surabaya menjadi tidak terbebani, ketiga menyadarkan kepada Pemda yang ada di kota-kota lain bahwa masih ada warga mereka yang mengalami gangguan jiwa dan diharapkan kepada pemda yang lain untuk melakukan sikap gotong royong. Kalau kita bergotong royong selesai urusannya,” jelasnya. * pur

baca juga :

Peringati Hari Kartini, Gubernur Khofifah Ajak Perempuan Harus Tetap Tangguh Hadapi Pandemi COVID-19

Redaksi Global News

Peringatan Sumpah Pemuda, Gubernur Khofifah Ingatkan Tantangan Pemuda Menjaga Persatuan

Redaksi Global News

Maksimal Perajin melalui Wadah Usaha Craft dan Rajut

Redaksi Global News