Global-News.co.id
Na Rona

Peluang Nih, Si Centil Manis Mau Bercerai ???

 

Rabu (27/9/2017), Mat Tadji mengantarkan sohibnya Agus Botak alias AB ke Pengadilan Agama Surabaya. AB ingin berkonsultasi soal waris. “Kamu dang mlebuo ke Pusat Informasi. Aku tak tunggu ruang tunggu sidang ae,” kata Mat Tadji sesampainya di Kantor pengadilan Agama Surabaya, Jl. Ketintang Madya IV/3 Surabaya.

Sudah sekitar 10 tahun Mat Tadji tak ke kantor ini. Pikirannya berkecamuk. Ada sesuatu yang dipikirkan amat berat. Ada magnet yang tak bisa diutarakan bila duduk di kursi ruang tunggu sidang perceraian. “Pak kok ngelamun. Silahkan duduk. Nanti didahului yang lain. Hari ini banyak yang sidang,” kata seorang wanita berkerudung dengan hidung mancung.

Abeh mak cek bennyak en oreng se atellaggeh kanak. La anchor dunnyah reya. Falang, areyah randeh-randeh atambah bennyak (aduh kok banyak sekali orang yang mau bercerai. Hancur benar dunia ini. Celaka janda-janda semakin banyak, Madura Red) di Surabaya ini,” guman Mat Tadji melihat ruang tunggu sidang yang dipenuhi orang-orang yang mau bercerai.

“Ya bu terima kasih,” kata Mat Tadji.

Beberapa hari lalu Mat Tadji mendapat informasi dari Koran, bahwasanya kasus perceraian di Kota Surabaya tergolong tinggi. Humas Pengadilan Agama Surabaya Agus Suntono mengatakan ada 795 kasus perkara talak yang terjadi dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017. Terdiri dari 194 perkara di Januari, 127 di Februari, 142 pada Maret, 130 pada April,  150 pada Mei, dan 52 perkara di bulan Juni.

Sedangkan untuk penerimaan laporan gugat cerai terdapat 1.709 perkara. Kalau gugat cerai sih ada banyak ya, yakni 1.709 perkara, itu juga selama enam bulan terakhir. Perkara gugat cerai pada bulan Januari merupakan yang tertinggi yakni 387 perkara, bulan Februari 310 kasus, 342 perkara di bulan Maret, perkara bulan April 237, Mei 303 perkara, dan Juni 130 perkara. Dari ribuan perkara itu, 714 perkara yang disetujui tentang cerai talak dan 1.602 tentang cerai gugat. Tidak semuanya sudah selesai atau dikabulkan, ada juga yang masih dalam proses.

Suara pengeras suara saling silih berganti memanggil panggilan sidang cerai dari ruangan yang memilik  4 kamar ruang sidang tersebut. Suasana benar-benar berisik di tengah-tengah kepiluan orang-orang yang mau bercerai. Apalagi, diantara mereka itu ada yang masih menggendong bayinya. Mukanya berbalut kesedihan. Mungkin mereka sedang berfikir, cerita apa lagi setelah perceraian ini.

“Wes mari. Aku sudah berkonsultasi di pusat informasi. Masih ngambang jawabannya,” kata AB menepuk pundak Mat Tadji.

“Ehhh…lihat tuh. Itu Febri ya. Teman kita. Laopo dekne mrene (mengapa dia ke sini, Jawa Red.),” kata AB pada Mat Tadji.

“Mosok mau cerai dia. Ahhh… ini ada peluang menggantikan kalau begitu. Si Centil manis (jlukan Febri di kantor dulu) sek pancet ayu cak,” kata Mat Tadji terkekeh kekeh.

“Wani tah awakmu,” kata AB.

Lalu mereka berdua pergi ke tempat duduk dimana Febri duduk sambil menggendong anaknya yang berumur 3 tahun itu.

“Feb…Mau cerai ta awakmu,” tanya Mat Tadji.

“Ngawur bos satu ini. Memangnya setiap orang ke Pengadilan Agama mau bercerai. Tabu bagiku bercerai. Itu lo…, aku ngantarkan temanku yang mau cerai. Itu teman SD ku. Kasihan. Ya aku bantu,” kata Febry.

“Kapok koen Mat Tadji. Katanya tadi dia mengatakan, kalau Febry cerai, siap menampung,” kata AB terbahak-bahak. Mereka yang pernah se kantor itu akhirnya tertawa bersama.

“Wani tah Mat Tadji kawin lagi. Aku tak yakin. Preeettt,” kata Febry.

Seketika itu temannya Febry datang. Lalu keduanya masuk ke ruang pendaftaran. Sementara Mat Tadji dan AB bergegas kembali ke kantornya. “Nanti wa-wa an ya. Lama aku tak bertemu kau,” kata AB pada Febry.(*)

baca juga :

Jadi Relawan, Dosen Unesa Bantu Warga Ukraina Yang Mengungsi ke Polandia

Istri Serakah, Suami Menjadi Tak Betah

Redaksi Global News

Kyiv atau Kiev: Ejaan Ibukota Ukraina, Mana yang Benar?