Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Utama

BI Menilai Penguatan Nilai Rupiah Dipengaruhi Ekonomi AS

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara. GN/Istimewa

JAKARTA (global-news.co.id)-Nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir mengalami penguatan. Hal ini dinilai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat yang tidak tumbuh setinggi yang diperkirakan.

“Dari awal tahun itu kan ada kekhawatiran ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan. Lalu karena diperkirakan lebih cepat maka suku bunga AS naik lebih cepat dari perkiraan. Tapi kan ternyata ekonomi AS tumbuh bagus tapi tidak secepat perkiraan, agak melandai,” ujar Mirza di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Dari sisi inflasi, lanjut Mirza, juga melandai di bawah dua persen. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) yang sudah dua kali dilakukan tahun ini, diperkirakan tidak akan terjadi di September, namun berpotensi meningkat 25 basis poin pada Desember 2017.

“Itu membuat USD (dolar AS) kurang menarik karena suku bunganya tidak jadi naik dan ekonomi AS tidak tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Itu semua membuat tren pembalikan ekspektasi orang terhadap USD. USD terhadap mata uang global menurun,” tuturnya.

Mirza menambahkan, imbas hasil obligasi dolar AS tenor 10 tahun yang pada awal tahun bisa mencapai 2,5 persen, kini trennya terus menurun hingga kemarin mencapai 2 persen. “Ya karena itu mata uang Indonesia dan emerging market menguat,” ujarnya.

Berdasarkan data kurs tengah BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat mencapai Rp13.284 per dolar AS, menguat dibandingkan pada awal pekan yang berada di posisi Rp13.345 per dolar AS.(ant)

baca juga :

Gelontorkan 10 Ton Beras, Gubernur Jatim Tinjau Operasi Pasar Murah di Taman

Redaksi Global News

Pemprov Jatim Gelar Vaksinasi Massal Lansia Mulai 28 Maret hingga 24 April

Titis Global News

Pembebasan Pajak UMKM Bakal Diperpanjang hingga Desember 2020