Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Gresik-Sidoarjo-Mojokerto Indeks Nasional

Penelitian Mobil Uji Tanah PT. PG, Tanah di Jatim-Jateng-DIY Asam

 

GN/Asepta Y. Permana
Mobil uji tanah milik PT Petrokimia Gresik

GRESIK (global-news.co.id)-Kondisi tanah menjadi poin penting dalam produktivitas pertanian. Jika tanah dalam kondisi sehat, hasil panen pun bisa maksimal. Begitupula sebaliknya.

Saat ini kondisi tanah di Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam kondisi ‘meriang’ atau tidak sehat. Sebagian besar pH tanahnya tidak normal, tapi cenderung asam.

Kondisi ini data riil yang diperoleh mobil uji tanah milik PT Petrokimia Gresik (PG) yang telah beroperasi selama dua tahun terakhir.

PG yang merupakan salah satu perusahaan pupuk di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero) saat ini memiliki empat unit mobil uji tanah. Keempatnya disebar di beberapa daerah seperti Jateng, DIY, Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mobil uji tanah ini fasilitas yang diberikan PG kepada petani untuk menganalisis tanah pertaniannya secara gratis. Hasil analisis itu bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah sehingga bisa diperoleh rekomendasi dosis pemupukan yang tepat.

Fadli Kurniawan, salah satu operator mobil uji tanah wilayah Jateng dan DIY mengatakan, lebih dari 50 persen tanah di daerahnya kondisinya asam. Kondisi pH normal tanah adalah 6,5 hingga 7. Tapi di Jateng dan DIY rata-rata 6 hingga 6,3.

“Saat kami melakukan uji tanah di 8 kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah kondisinya semua asam,” ujarnya saat ditemui di Petro Agrifood Expo (PAE) 2017 di Kebun Percobaan (Buncob) PG, Gresik, Jumat (21/7/2017).

Tanah yang asam ini tidak hanya karena bawaan asli tanahnya –seperti tanah rawa– tapi juga karena pola petani dalam mengolah tanah sebelum ditanami salah. Di Jawa Tengah dan DIY para petani memiliki kebiasaan memberi pupuk kandang yang diambil langsung dari kandang sebelum tanah diolah.

“Tanah memang gembur, tapi jadinya kadar asamnya tinggi. Mestinya, sebelum pupuk kandang diberikan ke tanah, harus difermentasi terlebih dahulu. Ini kebiasaan yang sudah turun menurun,” terangnya.

Dampaknya, sebanyak apapun pupuk yang diberikan pada tanaman, akan menjadi mubasir. Karena tanaman tidak bisa menyerap seluruh pupuk tersebut.

“Bahasa mudahnya, tanah yang asam akan memeluk erat pupuk yang diberikan petani, sehingga tanaman tidak bisa menyerap maksimal,” jelas Fadli Kurniawan.

Ujungnya akan berpengaruh pada produktivitas tanaman. Jika normalnya bisa mencapai 10 ton padi per hektarenya, maka hanya akan menghasilkan 7 atau 8 ton saja jika tanah asam.

Solusinya, petani memberikan Kapur Pertanian (Kaptan) saat mengolah tanah. Fungsinya untuk menetralkan tanah yang asam.

“Inilah salah satu manfaat mobil uji tanah. Petani bisa memanfaatkan layanan yang diberikan Petrokimia Gresik ini dengan gratis, melalui uji tanah, petani akan mendapatkan rekomendasi pemupukan yang tepat,” ujar Fadli Kurniawan.

Kondisi tanah di Jatim juga tidak jauh berbeda. Sebagian besar tanahnya asam. “Dari rata-rata hasil sampling kualitas tanah di Jatim terutama di Bojonegoro dan Nganjuk cenderung asam,” ungkap Endang Sri NH, Manager Departemen Riset Pupuk dan Produk Hayati (RPPH) di Kompartemen Riset PG saat dihubungi via telepon, Selasa (25/7/2017).

Parameternya pHnya sekitar 5 sampai 6,5. Kandungan N antara sangat rendah sampai sedang, P sangat rendah-rendah/sedang, dan kandungan K di tanah Jatim masih rendah hingga sedang.

Ia mengumpamakan pH tanah dengan suhu manusia. Normalnya suhu tubuh 37 sampai 38 derajat celcius, jika suhu tubuh kita kurang atau lebih dari itu, maka akan berpengaruh pada kinerja kita.

“Jika kita meriang, otomatis kita tidak akan bisa bekerja maksimal. Begitu juga dengan kondisi tanah,” jelasnya. “Melalui hasil dari mobil uji tanah, petani bisa mendapatkan rekomendasi dosis pupuk yang tepat, dan jenis pupuk yang tepat pula sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman,” imbuhnya.

Secara teknis, lanjut Endang, mobil uji tanah ini menganalisis unsur hara tidak kuantitatif, tapi kualitatif. Kendati demikian sudah sangat mencukupi untuk memberikan rekomendasi petani.

“Analisis kualitatif hasilnya cepat keluar, hanya dalam waktu satu jam. Sedangkan jika menggunakan metode kuantitatif harus melalui uji laboratorium, prosesnya seminggu,” pungkasnya. (sep/*)

baca juga :

Momentum Harpelnas, Asuransi Digital BNI Life Melesat Lebih Dari 1.000%

Redaksi Global News

Peminat Membludak, Hanya Buka 400 Lowongan

KPU Jatim Terima Kunjungan BEM FISIP UPN, Berikan Edukasi Pemilu pada Pemilih Muda

Redaksi Global News