Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Pemprov Klaim Kenaikan Harga Sembako Hanya 10 Persen

MOCH. ARDHI PRASETIAWAN – KEPALA DISPERINDAG JATIM

SURABAYA (global-news.co.id) – Tingginya permintaan selama ramadan hingga lebaran 2017 mendatang, tidak mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok di pasaran. Meskipun ada kenaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengklaim kenaikan harga tidak signifikan, maksimal hanya 10 persen.

Kepala Dinas Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindag) Jatim M. Ardhi Prasetiawan mengatakan, rata-rata memang ada kenaikan harga kebutuhan pokok saat Ramadan dan lebaran. Hal itu dikarenakan permintaan yang meningkat dari dugaan kebutuhan buka bersama.

“Kebutuhan untuk buka puasa meningkat, acara buka bersama meningkat. Dengan itu otomatis kebutuhan pangan akan naik. Rata-rata kalau kami pantau kenaikannya 10 persen setiap tahunnya,” ujar Ardhi, Senin (5/6/2017).

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga pokok di pasaran, Ardhi mengatakan, selain memantau pergerakan harga, pihaknya juga akan terus mengamankan stok barang. “Tapi untuk stok bawang putih, kita masih mengandalkan impor melalui Bulog. Saat ini stok di bulog mencapai 230 ton. Itu akan segera disebarkan. Kemarinkan 30 ton yang diinginkan,” jelasnya.

Kondisi ini berbeda dengan permintaan bawang merah yang cenderung turun. Namun, pihaknya tetap berhati-hati, karena kebutuhan bawang merah di luar Jatim cukup tinggi.

Oleh karena itu pihaknya terus berusaha mencari tahu kebutuhan neraca perdagangan antarpulau. Salah satunya dengan melakukan pantauan melalui penggunaan sistem informasi perdagangan antar provinsi (Sipap).

“Ini bisa kami kendalikan nantinya berapa sih komoditas bahan pokok yang keluar dari Jatim. Dan stok kita ada berapa. Sehingga bisa menambah betul untuk pengendalian inflasi daerah. Kemudian kami harapkan akan terpetakan pola distribusi kebutuhan pokok ke luar Jatim,” paparnya.

Untuk kebutuhan bahan pokok lainnya, seperti daging, diakui oleh Ardhi dalam kondisi normal. Harga di pasar tambak rejo dan wonokromo, cenderung berada dikisaran Rp 105 ribu perkilo. Stabilnya harga daging ini, dikarenakan sudah beredarnya daging beku di luar Jatim. Sehingga pasokan daging ke luar Jatim juga berkurang. Ini yang membuat stok daging di jatim aman.

“Kemudian harga telur ayam ras 2 bulan lalu turun drastis. Berada di angka Rp 16-17 ribu. Padahal HPP telor ayam di angka Rp 16.800-1700. Makanya, kalau HET (harga eceran terendah) Rp 17 ribu, tentu petani akan merugi. Sebab orang akan ambil dibawah itu pasti. Dengan harga yang sekarang di Rp 19-21 ribu. Itu masih dibawah HET,” bebernya. * nas

baca juga :

Gubernur Khofifah Komitmen Hidupkan Sentra Industri Tas Tanggulangin

Redaksi Global News

Diversifikasi Sumber Pendanaan, BNI Terbitkan Global Bond Senilai USD500 Juta

gas

Tri Pakarta Semakin Kompetitif di Industri Asuransi

Redaksi Global News