Global-News.co.id
Metro Raya Utama

Warga Sambut Rencana Pembangunan Kilang Pertamina-Rosneft Oil Company

 Konsultasi Publik Studi Amdal terkait rencana proyek kilang minyak baru di Tuban. (Foto: GN/Huda)

Konsultasi publik studi Amdal terkait rencana proyek kilang minyak baru di Tuban. (Foto: GN/Huda)

TUBAN (global-news.co.id) – Rencana proyek kilang minyak baru di Tuban hasil kerjasama Pertamina dengan Roseft Oil Company Rusia tampaknya akan berjalan mulus.

Hal ini terlihat saat Konsultasi Publik Studi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) Terpadu di Hotel Grand Mozza Wilis Jenu, Jumat (13/1), yang menghadirkan perwakilan dari enam desa ring-1 proyek tersebut.

Mega proyek yang digadang menjadi yang termegah dan termodern di dunia ini nantinya menempati lahan dari enam desa, yaitu Rawasan, Mentoso, Wadung, Remen, Kaliuntu, dan Beji Kecamatan Jenu.

Total sekitar 404 hektar lahan yang dibutuhkan untuk mendirikan kilang terbesar di Indonesia tersebut. Rinciannya 340 hektar tanah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ditambah sekitar 64 hektar milik PT Pertamina yang berada di timur PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Proyek ini ditaksir menelan nilai investasi hingga Rp 175 Triliun.

Berbagai masukan dan saran langsung disampaikan warga ke perwakilan Pertamina dalam sosialisasi tersebut. Sugeng Sarono, perwakilan Desa Mentoso, berharap agar nasib para petani yang sebelumnya menggarap lahan pertanian diperhatikan, jika harus beralih profesi pihak perusahaan harus bisa memberikan solusi.

Namun dirinya menyayangkan, sebab perwakilan karang taruna desa tidak diundang dalam sosialisasi tersebut dan  hanya melibatkan kepala desa, perwakilan BPD dan LPMD.

Masukan dan saran lain juga muncul dari Rifqi Muchlason perwakilan warga Desa Beji. Harapannya proses pembebasan lahan harus mengedepankan pola komunikatif dan persuasif.  Meskipun lahan itu milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ganti rugi tanaman harus memenuhi rasa keadilan sesuai dengan harapan masyarakat petani.

“Kami juga menyarankan agar perusahaan segera membentuk tim penanganan masalah (pra project–pasca project) yang melibatkan unsur masyarakat, agar nantinya penyelesaian masalah lebih cepat,” ungkap pria yang juga sebagai Ketua Karang Taruna Kecamatan Jenu.

Sementara Koordinator Proyek Kilang Tuban, Amir Siagian menjelaskan, semua masukan dari warga akan menjadi kajian Amdal selama enam bulan mendatang sampai muncul izin Amdal pekerjaan proyek yang akan dimulai pada Juli 2017.

Menurutnya, momentum sosialisasi Amdal ini baru tahap awal, nantinya ada pertemuan lagi dengan masyarakat baik sosialisasi lahan, maupun pelatihan Naker atau program lainnya. Upaya ini untuk menjaga kondusifitas lingkungan, sebelum Kilang Tuban beroperasi pada 2021.

“Komunikasi intensif akan kami lakukan dengan semua pihak, mulai Forpimda, Muspika, Pemdes, maupun Karang Taruna. Bukan hanya saat akan dimulai proyek saja, tapi juga selamanya sampai perusahaan beroperasi dan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.(hud)

baca juga :

Liga 1: Persik Kediri Lengkapi Kuota Pemain Asing

FIFA Umumkan Nominasi Pemain dan Pelatih Terbaik 2021

Redaksi Global News

Diaspora di New York Juga Gelar Aksi Solidaritas untuk Korban ‘Tragedi Bom Surabaya’

gas