Global-News.co.id
Mataraman Pendidikan

Berkah Energi Pendukung Cita-cita Nabila Menjadi Pramugari

Global News/F. Al Aziz Dua siswa keluar dari halaman SDN Rahayu yang berdiri megah di tengah persawahan di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Jumat (2/12/2016).
Global News/F. Al Aziz
Dua siswa keluar dari halaman SDN Rahayu yang berdiri megah di tengah persawahan di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Jumat (2/12/2016).

Kegiatan pengolahan minyak dan gas yang dilakukan operator Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ)di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban diakui atau tidak menjadi berkah tersendiri bagi warga Tuban, khususnya warga yang berada di ring I .  Setidaknya berkah itu bisa dirasakan salah satunya lewat sektor pendidikan dengan dibangunnya gedung baru pengganti bangunan  SD yang lama di Desa Rahayu.

Oleh: F. Al Aziz

Melintasi persawahan yang mendominasi Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, berdiri megah SDN Rahayu. Sekalipun berada di antara persawahan, namun gedung sekolah yang berada di kawasan Central Prosessing Area (CPA) milik operator migas Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) tampak lebih menyerupai gedung perkuliahan daripada gedung sekolah siswa SD yang berada di kawasan pedesaan.

Keberadaan SDN Rahayu dengan gedungnya yang mentereng apalagi untuk ukuran sekolah di kawasan pedesaan jelas berkah tersendiri bagi warga. Berdiri di atas lahan seluas 4.590 meter persegi, gedung sekolah ini memiliki 18 kelas, serta beberapa sarana pendukung seperti laboratorium, sarana olahraga.

Namun bukan hanya kemegahan gedung yang menjadi berkah bagi para siswa. Namun keberadaan gedung itu sebagai simbol terbebasnya penderitaan siswa dan para guru dari polusi suara, udara.

Sebelum menempati gedung yang sekarang, SDN Rahayu lama sebenarnya berada pada jarak 300 meter dari cerobong flare CPA milik JOB PPEJ.  Pada mulanya, jarak tersebut diputuskan aman, karena area berbahaya berada pada radius 200 meter dari lokasi CPA. Namun lama-lama, muncul keluhan dari para 279 siswa dan 16 guru. Sebagian ada yang mengeluhkan sesak nafas bahkan ada yang hampir pingsan.

“Saya pernah mau pingsan karena tidak kuat dengan baunya,” ujar Jumiati, salah satu guru SDN Rahayu, Jumat (2/12/2016). “Kalau sudah di atas pukul 10.00 WIB, anak-anak mulai terlihat tidak nyaman. Mereka kegerahan dan tidak kuat dengan bau yang tercium. Konsentrasi menjadi hilang,” tambah istri salah satu staf desa setempat ini. Padahal di kelas sudah ada kipas angin. “Tapi tetap saja panas. Kami tak betah,” ujarnya.

Jumiati mengatakan, sebelum pindah ke lokasi sekarang ini yang jaraknya 500 meter dari lokasi sekolah yang lama, ada dua sekolah, SDN Rahayu I dan II. “Tapi akhirnya dilebur seperti sekarang,” tandas Jumiati.

Dengan kepindahan tersebut, bukan hanya guru, para siswa pun ikut bersuka cita sekarang. “Kalau di sekolah yang sekarang enak, dingin kalau di lantai dua, kalau di sekolah lama panas,” ujar Muhaemin, salah satu siswa kelas VI.

Tidak hanya kenyamanan belajar dirasakan para siswa dan guru, relokasi sekolah tersebut juga menjadi pendukung para siswa meraih prestasi. Muhaemin, misalnya. Salah satu siswa penerima beasiswa yang diberikan pihak operator ini adalah juara kedua lomba pantomim tingkat Kabupaten Tuban. Tentunya ini bukan prestasi yang remeh.

Begitu pula halnya dengan Nabila. Siswi kelas VI ini tak hanya selalu menempati ranking 1 di kelasnya. Penggemar mata pelajaran matematika ini juga meraih juara paduan suara. Penyuka lagu-lagu daerah ini mengaku sudah menyimpan cita-cita sekalipun orangtuanya, sang ayah, hanyalah seorang sopir truk barang plastik di Surabaya. ”Ingin jadi pramugari,” jawab spontan anak pasangan Laji dan Siti Ruqayah ini.

Sementara itu, Field Administration Superintendent JOB Pertamina-PetroChina East Java, Akbar Pradima mengungkapkan, pembangunan sekolah itu murni diambilkan dari dana corporate social responsibility (CSR). Total nilainya Rp 3 miliar dan diresmikan penggunaannya Maret 2015.

Menurut Akbar Pradima, lokasi sekolah yang lama sebetulnya masih dalam radius aman, karena jaraknya lebih dari 200 meter dari lokasi CPA yang memproses minyak hasil pengeboran di lapangan Sukowati dan sumur minyak lapangan Mudi di Tuban yang rata-rata mencapai 34 ribu barel per hari dan minyak lapangan Banyu Urip Blok Cepu dan minyak Lapindo sebesar 22 ribu barel minyak perhari.

“Tapi kenyataannya, mereka masih terkena hawa panas, bau dan bising. Sampai akhirnya kami putuskan untuk membantu proses relokasi,” ujar Akbar Pradima.

Kata Akbar, relokasi gedung hanya salah satu program CSR JOB PPEJ. Selain itu, ada pula sejumlah program seperti bantuan modal usaha bersama pada KUB Sumber Mitra Wangi di lapangan Gondang, Dusun Sekaran, Desa Balong Wangi, Kecamatan Tikung. Ada juga bantuan pengelolaan air bersih bagi warga daerah sekitar JOB PPEJ beroperasi,

Bagaimanapun juga keputusan untuk merelokasi sekolah terbukti memang membawa imbas yang sangat besar terhadap kegiatan belajar mengajar di SDN Rahayu. Selain tak perlu terburu-buru pulang meninggalkan sekolah karena kepanasan saat siang hari, anak-anak bisa lebih konsentrasi menerima pelajaran dengan adanya fasilitas gedung dilengkapi berbagai fasilitas seperti lapangan olahraga.

Sebagai efek domino, sederet prestasi datang silih berganti. Mulai dari juara III dan Harapan I untuk kategori Siswa Teladan Tingkat Kecamatan Soko untuk bidang akademis,  hingga prestasi non-akademis dengan menduduki peringkat ke II lomba paduan suara dan pantomim tingkat kabupaten.

Jumiati, salah satu guru, mengatakan, anak-anak jadi berprestasi karena mereka bersemangat sekolah. “Jadi mereka fokus belajar dan bermain. Bermain ini penting karena menunjang proses belajar mereka,” ungkap Jumiati.(*)

baca juga :

Erupsi Semeru, Wabup Lumajang Apresiasi Gerakan Pramuka yang Gercep Bangun Huntara

Redaksi Global News

Tidak Ada Zona Hijau, Dinas Pendidikan Jatim Berlakukan Sistem Belajar Daring

Redaksi Global News

Cegah Banjir Kali Lamong, Pemerintah Didesak Buat Tanggul Darurat

Redaksi Global News