Global-News.co.id
Utama

Teroris Abu Sayyaf  Eksekusi Mati Sandera Warga Kanada

 

GN/Istimewa Empat sandera warga kanada. Salah satu warga bernama John Ridsel akhirnya dieksekusi mati oleh kelompok teroris Abu Sayyaf.
GN/Istimewa
Empat sandera warga kanada. Salah satu warga bernama John Ridsel akhirnya dieksekusi mati oleh kelompok teroris Abu Sayyaf.

KANADA (Global News)-Kelompok teroris Abu Sayyaf  mengeksekusi mati warga kota Calgary, Kanada, bernama John Ridsdel (68) yang beberapa bulan disandera di Filipina.

Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau memastikan nasib warganya itu pada rapat kabinet di Alberta. “Berat. Berat sekali. Saya sudah terlibat lama di belakang layar selama enam bulan terakhir untuk mencari solusi dan ini sangat menyakitkan,” kata Bob Rae, bekas wakil rakyat dari Partai Liberal yang adalah sahabat karib korban dan selama ini terus menjalin kontak dengan keluarga korban seperti diberitakan kantor berita Antara, Selasa (26/4/2016).

Ridsdel adalah salah seorang dari empat sandera Kanada yang disandera Abu Sayyaf. Tiga sandera lainnya adalah Kjartan Sekkingstad (Norwegia), Robert Hall (Kanada), dan Marites Flor (Filipina). Mengutip laman CBS News Kanada, belum ada kabar mengenai nasib ketiga warga negara Kanada lainnya yang tengah disandera.

Kelompok teroris ini memberi tenggat waktu sampai Senin 25 April 2016 kepada pemerintah Kanada untuk membayar uang tebusan para sandera. Batas ultimatum itu berakhir pada antara pukul 14.00 hingga pukul 15.00 waktu Filipina.

“Tentu saja keluarga telah melakukan apa saja untuk mencari solusi,” kata Rae. Rae adalah sahabat dekat Ridsdel sejak di kampus pada 1960-an. Rae menyebut sahabatnya itu memang petualang.

Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar 300 juta peso (Rp84 miliar) untuk pembebasan setiap sandera yang ditangkap bersama seorang wanita Filipina September tahun lalu.

Sementara Kepala Polisi Joho, Filipina, Junpikar Sitin, mengatakan dua pria mengendarai sepeda motor membuang potongan kepala yang dibungkus kantong plastik di sebuah jalan di Kota Jolo, Provinsi Sulu, Senin malam. Kedua pria itu kemudian melarikan diri. Para pejabat militer mengatakan kedutaan Kanada dan Norwegia telah diberitahu tentang penemuan jasad Ridsel.

Ridsel merupakan mantan wartawan Calgary yang alih profesi menjadi eksekutif pertambangan. ”Dia pasti menyadari bahwa ketika Anda bekerja di daerah masalah, Anda bisa memiliki beberapa kesulitan,” kata teman Ridsdel, Sandy Hunter, kepada CBC, Selas (26/4/2016).

Sementara Wali Kota Jolo, Hussin Amin mengutuk pemenggalan kepala sandera. ”Ini adalah suatu tindakan barbar oleh orang-orang ini dan orang akan tergoda untuk berpikir bahwa mereka juga harus menemui nasib yang sama,” ujarnya sebgai dikutip dari CBC.

Sementara itu militer Filipina mengklaim telah mengerahkan pasukan untuk menyelamatkan para sandera menjelang berakhirnya tenggat ultimatum kemarin.

Para sandera termasuk Ridsel diyakini dibawa ke Jolo, Sulu, wilayah basis militan Abu Sayyaf. Selain empat sandera itu, ada 14 warga negara Indonesia (WNI) dan empat warga Malaysia yang diculik di bawah todongan senjata oleh kelompok yang diduga dari faksi Abu Sayyaf.(cbc/ant/faz)

 

baca juga :

Road Test B40 Direncanakan Februari Tahun 2022 Ini

Redaksi Global News

Gubernur Khofifah dan Kepala BNPB Tinjau Area Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Redaksi Global News

Tantang Arema FC, Pesut Etam Antisipasi Set Piece

Redaksi Global News