Global-News.co.id
Politik

Ditanya soal Fasich, Air Mata Pakde Karwo Pun Meleleh

SURABAYA (Global News)-Ribuan pasang mata yang memadati acara Mata Najwa on Stage dengan tema “Lakon Politik Republik” di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jumat (15/4/2016), mendadak senyap.

Mereka hanya tertegun ketika melihat Pakde Karwo menitikkan air mata saat ditanya soal kasus yang menimpa mantan Rektor Unair DR Fasich yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pembangunan dan pengadaan rumah sakit pendidikan Unair.

GN/FAKHRUR ROZIQ Pakde Karwo sempat menitikkan air mata ketika mengomentari penetapan tersangka Prof DR Fasich, mantan rektor Unair sebaga tersangka oleh KPK.
GN/FAKHRUR ROZIQ
Pakde Karwo sempat menitikkan air mata ketika mengomentari penetapan tersangka Prof DR Fasich, mantan rektor Unair sebaga tersangka oleh KPK.

Ikhwalnya, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang juga menjadi narasumber dalam diskusi salah satu stasiun televisi swasta itu, menyinggung soal penetapan tersangka Prof DR Fasich oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, menurut Fadli Zon, Fasich merupakan sosok pendidik yang jujur dan hanya memikirkan mahasiswanya.

Seketika itu, pada audien dan tamu termasuk dari lingkungan Pemprov Jatim sunyi senyap  mendengarkan suara Pakde Karwo yang serak setelah menangis. Fadli Zon sendiri sepakat dengan Pakde Karwo bahwa sosok Fasich orang yang jujur. “KPK harusnya lebih cerdas dalam menyelidiki kasus,” ujar Fadli.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal yang hadir dalam diskusi tersebut, seolah ikut terbawa suasana. Ia pun mengungkapkan revisi undang-undang KPK yang sempat menjadi  sumber kontroversi. “Makanya kami ingin merevisi undang-undang terebut, agar KPK tidak semaunya sendiri,” tegas Akbar.

Najwa Shihab yang menjadi moderator sekaligus ikon dalam diskusi tersebut, melayangkan pertanyaan kepada Akbar Faisal. Inti pertanyaan Najwa, apakah kasus yang menimpa Prof DR Fasich makin mengokohkan argumentasi Partai Nasional Demokrat (NasDem) untuk merevisi undang-undang KPK.

Faisal pun menjawab, pendapat tersebut bukan upaya mengokohkan argumentasi Partai NasDem selaku partai yang setuju terhadap revisi undang-undang tersebut. “UU Revisi KPK tersebut sudak ditolak oleh presiden. Jadi tidak mungkin saya mengokohkan argumentasi yang telah ditolak oleh Presiden,” kata dia.

Diskusi tersebut juga dilengkapi dengan penampilan seniman kawakan Slamet Rahardjo dan Butet Kertaradjasa, Cak Lontong, dan Ihsan Nur Akbar dalam “Republik Sentilan-Sentilun”, sebuah program komedi satir tayangan TV Metro.

Kehadiran Najwa Shihab menjadi hiburan tersendiri. Sebagian penonton yang rata-rata mahasiswa histeris ketika Najwa Shihab hadir di tengah para audien. roz

baca juga :

PWNU dan PCNU se-Jatim Satu Suara Pilih Gus Yahya dan Kiai Miftach

Redaksi Global News

Khofifah-Emil Daftar Siang, Gus Ipul Pilih Malam Hari

Redaksi Global News

Dewan Minta Pemkot Surabaya Tertibkan Bangunan di Atas Brandgang

Redaksi Global News